lunedì 27 ottobre 2008

Keluar

Buru buru aku menghambur keluar lewat pintu kayu itu. Terlalu ramai untuk menangis di dalam sana. Terlalu sesak untuk terisak. Sakit sekali. Mata telah basah tanpa permisi. Kamu buat kepingan hatiku makin hancur berserpihan. Bagai mayat luka dalam. Aku sudah hampir mati di dalam sini. Karena terlalu sulit melupakan semuanya. Kamu pun sulit menjalankannya. Dan detik tadi kamu makin tidak tahu cara menjalani semuanya. Sungguh ku ingin melangkah dengan kakimu. Aku ingin melihat dengan matamu. Mendengar dengan telingamu. Aku ingin menyatu denganmu. Kalau hatiku hancur, biar ada hatimu dibelakangnya. Kalau air mataku menetes lagi, ada tanganmu yang mengusapnya. Tapi kamu buang semuanya detik itu. Kamu bakar harapan itu. Harapan yang kamu buat sendiri tahun-tahun lalu. Kamu minta memori ini berkurang sedikit. Tapi kupikir ini terlalu banyak. Kamu minta lupakan semuanya. Kurasa inilah semuanya. Semuanya yang menyakitkan. Seharusnya kamu pergi sejak dulu. Seharusnya tidak ada kata sapa antara aku dan kamu sejak dulu. Seharusnya kamu tidak pernah kembali. Karena aku akan keluar lewat pintu kayu ini dan menangis sampai lupa caranya tertawa.

Nessun commento: