Harapan itu sudah mati. Mati saja. Dipaksa mati bertahun-tahun. Mati juga. Terkubur.
Tapi kenyataannya harapan tidak sama dengan hasrat. Hasratlah yang menciptakan berbagai harapan. Harapan merupakan sebuah kenyataan yang diinginkan untuk terwujud kelak. Sebuah skenario penting dalam suatu sandiwara. Sebuah proyeksi dari gulungan hasrat hati. Sebuah mimpi yang tidak menjadi kabur ketika kita membuka mata. Sebuah teater dramatis yang suksesnya melebihi pemenang oscar sekalipun, namun hanya tampil di belakang layar otak. Hingga membuat sekujur tubuh terpaku karena keanggunan teater itu.
Namun perbedaan di antara hasrat dan harapan tidak lebih tebal daripada kertas roti. Maka mungkin kertas roti tidak akan membungkusku jika masih menyimpan hasrat itu padamu.
lunedì 27 ottobre 2008
Iscriviti a:
Commenti sul post (Atom)
Nessun commento:
Posta un commento